Pertempuran udara di Lanud Henderson
![]() |
Pesawat tempur Marinir Amerika Serikat F4F Wildcat diberangkatkan dari Lapangan Udara Henderson untuk menyerang pesawat-pesawat Jepang yang mendekat pada akhir Agustus atau awal September 1942. |
![]() |
Wing Udara Marinir 1 Brigadir Jenderal Marinir Amerika Serikat Roy S. Geiger |
Pada waktu itu, Vandegrift terus mengarahkan usaha-usaha memperkuat dan meningkatkan pertahanan perimeter Lunga. Antara 21 Agustus dan September 3, tiga batalion Marinir, termasuk Batalion Raider 1, di bawah Merritt A. Edson (Raider Edson)
![]() | |||
Merritt A. Edson |
![]() |
Batalion Parasut 1 dari Tulagi dan Gavutu |
dan Batalion Parasut 1 dari Tulagi dan Gavutu dipindahkan ke Guadalkanal. Sekitar 1.500 prajurit dari unit-unit tersebut merupakan tambahan bagi 11.000 pasukan inti Vandegrift 11.000 yang mempertahankan Lapangan Udara Henderson.[53] Batalion Parasut 1 yang telah menderita banyak korban jiwa dalam Pertempuran Tulagi dan Gavutu-Tanambogo Agustus 1942, ditempatkan di bawah komando Edson.Batalion hasil relokasi yang lain, Batalion 1 Resimen Marinir V (1/5) didaratkan dengan memakai perahu di sebelah barat Matanikau dekat desa Kokumbuna pada 27 Agustus. Misi mereka menyerang unit-unit Jepang di daerah tersebut, seperti halnya aksi Matanikau pertama 19 Agustus. Dalam hal ini, Marinir terhambat oleh medan yang sulit, matahari panas, dan posisi-posisi pertahanan Jepang yang diatur dengan baik. Keesokan paginya, Marinir mengetahui bahwa tentara Jepang yang bertahan sudah pergi pada malam sebelumnya, sehingga Marinir dapat kembali ke perimeter Lunga dengan naik perahu.] Aksi ini mengakibatkan kerugian 20 tentara Jepang dan 3 Marinir tewas
Konvoi kecil kapal Sekutu tiba di Guadalkanal pada 23 Agustus, 29 Agustus, 1 September, dan 8 September dengan membawa lebih banyak makanan, amunisi, bahan bakar pesawat, dan teknisi pesawat untuk Marinir di Lunga. Konvoi 1 September juga mengantarkan 392 insinyur konstruksi yang ditugaskan mempertahankan dan memperbaiki Lapangan Udara Henderson
Pertempuran Punggung Bukit Edson
Pada 7 September, Mayor Jenderal Kawaguchi mengumumkan rencana serangan untuk "mengusir dan memusnahkan musuh di sekitar lapangan terbang Pulau Guadalcanal." Dalam rencana serangan yang disusunnya, pasukan Kawaguchi dibagi menjadi tiga divisi yang bergerak mengurung perimeter Lunga dari arah pedalaman, dan berpuncak dengan serangan malam secara mendadak. Pasukan Oka menyerang perimeter dari arah barat, sementara pasukan kedua Ichiki yang diganti namanya sebagai Batalion Kuma menyerang dari arah timur. Serangan utama datang dari "pasukan inti" 3.000 pasukan Kawaguchi yang dibagi menjadi 3 batalion menyerang dari hutan di selatan perimeter Lunga. Pada 7 September, sebagian besar pasukan Kawaguchi telah berangkat dari Taivu menyusuri garis pantai menuju Tanjung Lunga. Sekitar 250 tentara Jepang tetap berada di belakang untuk menjaga pangkalan perbekalan brigade di Taivu.Sementara itu, pandu setempat di bawah pengarahan penjaga pantai Martin Clemens
![]() |
Martin Clemens bersama pasukan lokal |
![]() |
sebagian Pasukan Pertahanan Protektorat Kepulauan Solomon |
yang juga perwira di Pasukan Pertahanan Protektorat Kepulauan Solomon, dan perwira distrik asal Britania yang ditempatkan di Guadalkanal, memberitakan kepada Marinir Amerika Serikat tentang kehadiran tentara Jepang di Taivu, dekat desa Tasimboko. Edson lalu merencanakan sergapan ke konsentrasi tentara Jepang di Taivu. Pada 8 September, setelah diturunkan dari perahu di dekat Taivu, anak buah Edson merebut Tasimboko sementara tentara Jepang yang bertahan, mundur ke hutan. Di Tasimboko, pasukan Edson menemukan depot perbekalan utama Kawaguchi. Di dalamnya terdapat timbunan makanan dalam jumlah besar, amunisi, pasokan medis, dan sebuah radio gelombang pendek yang berkemampuan tinggi. Setelah semua yang terlihat dihancurkan, kecuali beberapa dokumen dan perlengkapan yang dapat dibawa pulang, para Marinir kembali ke perimeter Lunga. Tumpukan perbekalan serta data dari dokumen yang berhasil disita menunjukkan paling sedikit ada 3.000 tentara Jepang di Pulau Guadalkanal, dan mereka sedang merencanakan sebuah serangan.[
Edson bersama dengan Kolonel Gerald C. Thomas (perwira operasi Vandegrift)
![]() |
Gerald C. Thomas |
dengan tepat menebak serangan Jepang akan datang dari punggung bukit karang yang sempit dan berumput. Punggung bukit karang ini disebut Punggung Bukit Lunga panjangnya 910 m, sejajar dengan Sungai Lunga, dan terletak persis di sebelah selatan Lapangan Udara Henderson. Punggung Bukit Lunga menyediakan jalur pendekatan alami ke lapangan udara, dengan pemandangan bebas ke daerah sekeliling yang waktu itu hampir-hampir tidak dijaga Sekutu. Pada 11 September, 840 prajurit dari batalion Edson dikerahkan ke punggung bukit dan daerah sekelilingnya.
Dua kompi dari Batalion 2 Kawaguchi bergerak maju ke tepi selatan punggung bukit dan mendesak pasukan Edson kembali ke Bukit 123 di bagian tengah punggung bukit. Sepanjang malam, Marinir di Bukit 123, didukung oleh artileri, mengalahkan gelombang demi gelombang serangan frontal Jepang. Beberapa di antaranya berakhir dengan pertarungan satu lawan satu. Unit tentara Jepang yang menyusup melewati punggung bukit hingga ke tepi lapangan udara juga berhasil dipukul mundur. Serangan oleh Batalion Kuma dan unit Oka
![]() |
Serangan oleh Batalion Kuma dan unit Oka |
![]() |
Serangan oleh Batalion Kuma dan unit Oka |
di tempat-tempat lainnya di perimeter Lunga juga dapat dikalahkan. Pada 14 September, Kawaguchi memimpin anak buahnya yang selamat untuk melakukan long mars selama lima hari ke Lembah Matanikau untuk bergabung dengan unit Oka. Secara keseluruhan, brigade Kawaguchi hancur dan 850 prajurit tewas, sementara pihak Amerika hanya mengalami kerugian 104 marinir tewas.
Pada 15 September, Letnan Jenderal Hyakutake di Rabaul mendapat berita kekalahan brigade Kawaguchi, dan meneruskannya ke Markas Besar Kekaisaran di Jepang. Dalam rapat daruratnya, staf komando Angkatan Darat dan Angkatan Laut Jepang menyimpulkan bahwa "Guadalkanal mungkin berkembang menjadi pertempuran menentukan dalam perang ini." Hasil-hasil pertempuran di Guadalkanal mulai terlihat memiliki dampak strategis bagi operasi militer Jepang di tempat-tempat lain di Pasifik. Hyakutake menyadari bahwa usaha pengiriman cukup pasukan dan materiil untuk mengalahkan Sekutu di Guadalkanal tidak dapat dilakukan bersamaan dengan usahanya mendukung ofensif Jepang yang sedang dilancarkan melalui Jalur Kokoda di Guinea Baru
![]() |
Jalur Kokoda |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar