Powered By Blogger

Minggu, 29 Agustus 2010

kumpulan tank amerika

M4 Sherman medium tank

      Udah pada tau ngak ni tentang m4 sherman? mungkin yang suka nonton film perang dunia II dan suka main game tentang WW2 pasi tau ne. ya.. m4 sherman itu tank andalan Amerika Serikat pada masa perang dunia 2. kaya yang sering terlihat pada film ato game Operation Tiger Hunt, Medal of Honor, Call of duty. dll.
      M4 Sherman ini termasuk dalam jenis Medium tank (tank sedang) serta kendaraan besi ini menjadi tank utaman US dalam WW2. karena itu gan jangan kagum kalo amerika memproduksi hingga  50,000 Unit untuk menyerang lawan baik jerman atau jepang. liat ne spesifikasinya:
Type Medium tank
Place of origin United States

Production history
Designed :1940
Produced :1941–
 
Size & Specifications
Weight 66,800 pounds (30.3 tonnes; 29.8 long tons; 33.4 short tons)
Length 19 ft 2 in (5.84 m)
Width 8 ft 7 in (2.62 m)
Height 9 ft (2.74 m)
Crew 5 (Commander, gunner, loader, driver, co-driver)

Armor 63 mm
Primary
armament 75 mm M3 L/40 gun

90 rounds
Secondary
armament .50 cal Browning M2HB machine gun (300 rounds),
2 × .30-06 Browning M1919A4 machine guns (4,750 rounds)
Engine Continental R975 C1 gasoline
400 hp (298 kW) gross at 2,400 rpm
350 hp (253 kW) net at 2,400 rpm
Power/weight 15.8 hp/tonne
Transmission Spicer[2] manual, synchromesh,[3] 4 forward (plus 1 overdrive)[4] and 1 reverse gear
Suspension Vertical Volute Spring Suspension (VVSS)
Operational
range 120 miles at 175 U.S. ga (193 km at 660 l; 80 octane)
Speed 25 to 30 mph (40 to 48 km/h)[1]

      Tuh gan sudah ramping, kecil juga cepat di banding tank yang lain. tank ini juga bisa di pakai multi fungsi dari cannon aja udah ada 4 jenis peluru kalo ga salah AP(anti tank), HE(building destroy), PH(flame fire), AP/PH(flame + tank destroy) eittt tunggu dulu cannonnya juga bisa di sambung ke penyemprot api, jadi bisa nyemburin api donk. di atas tank juga bisa di pasang Machine Gun. karena tank ini kecil dengan mesin 9 silinder. jadi dapat naik bukit dengan mudah ga pake berat. mobil ayah gua aja cuma 4 silinder gan. masih kurang? yah karena m4 sherman kecil fleksibel cepat dan kuat, tank ini bisa di modif (pasang-pasang) dengan kebutuhan. bisa di pasang penggorok pasir sperti buldoser atau di pasangi rudal tambahan.

       sayangnya cannon m4 sherman kalah besar dengan Tiger Tank buatan jerman. tapi karena jumlah m4 sherman yang cukup besar sehingga amerika dan pihak sekutu dapat memenangkan perang dunia 2. namun tidak kalah dengan Tiger Tank amerika juga memiliki heavy tank atau large tank yaitu tank dengan ukuran besar dan cannonnya juga besar gan.

Sabtu, 28 Agustus 2010

Daftar Senjata Tentara Amerika dimasa Perang Dunia ke 2

Colt M1911 adalah pistol single-actions, semi otomatis yang di desain oleh desainer senjata John M. Browning dan diadopsi oleh angkatan bersenjata amerika pada tahun 1911. menggunakan detachable box magazines berkapasitas 7 buah peluru .45 ACP, senjata ini mampu menembakan peluru dengan velocity 253 M/detik. Pistol ini menjadi mastermind bagi pistol-pistol abad 20 dan tetap digunakan hingga saat ini.

Smith & wesson model 10 adalah pistol jenis revolver yang didesain oleh Smith & wesson corp. pada 1899. Peluru kaliber .38 ditembakan dengan sistem double action dari silinder berkapasitas 6 peluru, mencapai velocity 305M/detik. Pistol yang telah diproduksi sebanyak 6 juta unit hingga sekarang ini menjadi salah satu pistol revolver yang paling populer di dunia.

M1 garand adalah senapan semi otomatis yang digunakan oleh banyak kesatuan militer diseluruh dunia termasuk amerika. senapan ini dujuluki sebagai "The Greatest Battle Implement Ever Devised" oleh jenderal Patton. M1 Garand secara resmi menggantikan senapan M1903 Springfield sebagai senapan standar pasukan amerika pada tahun 1936. Senapan ini memiliki jarak jangkauan efektif sejauh 402 meter dengan velocity 853 m/detik. senapan ini memiliki bobot yang berat yaitu 4,31 kg

M1A1 crabine adalah senapan semi otomastis yang menjadi senapan standar bagi angkatan bersenjata amerika. Digunakan sejak tahun 1942, senapan ini memiliki peran besar dalam perang dunia 2 dan perang korea. senapan ini mampu menembakan 900 peluru per menit dengan sistem rotating bolt dan gas operated mecapai velocity 600 m/detik. Dengan body kayu nya senapan ini memiliki berat 2,4 kg

Thompson adalah sub machine gun yang didesain oleh desainer senjata John T. Thompson pada tahun 1919. Senjata ini populer dikalangan para penegak hukum maupun kriminal. Thompson di adopsi oleh angkatan bersenjata amerika pada tahun 1938. Selama perang dunia, senjata ini dikenal memiliki firing power yang baik, walupun cukup berat yaitu 4,9 kg. Senjata ini mampu menembakan 1200 peluru per menit, dengan velocity 280 m/detik


M1918 BAR adalah automatic rifle yang di desain oleh john browning untuk pasukan expedisioanal amerika pada 1917. Model ini di desain dengan konsep walking fire, yaitu ditembakan oleh pasukan infantri yang bergerak maju. Namun pada praktek nya lebih banyak digunakan sebagai static fire dan ditempatkan di atas sebuah bipod. M1918 BAR digunakan oleh pasukan amerika sejak perang dunia 1 hingga perang vietnam. Senjata ini mampu menembakan 500-650 peluru per menit dengan jarak jangkauan efektif 5000 yard.


Browning M1919 adalah medium size machine gun yang digunakan secara luas oleh angkatan bersenjata amerika selama perang dunia dan perang korea. senjata yang memiliki berat 14 kg ini biasanya diletakan diatas tripod dan di operasikan oleh 2 orang kru. mampu menembakan 600 peluru per menit dengan jarak jangkauan efektif 1,3 kilometer


M1 bazooka adalah senjata jenis rocket launcher pertama yang di adopsi angkatan bersenjata amerika pada 1942. senjata ini menggunakan M6 rocket sebagai amunisi nya. Dengan berat 6 kologram, membutuhkan 2 kru untuk mengoperasikan, seorang sebagai penembak, dan seorang lagi sebagai loader. ketika ditembakan dapat menembus baja setebal 4 inchi. jarak jangkauan maksimum 370 m. jarak jangkauan efektif 140 m.

senjata jepang perang dunia 2

Tentara Jepang pada masa perang dunia 2 dikenal karena kekejaman dan keberanianya. Mereka sangat loyal pada negaranya, bahkan tidak segan untuk mengorbankan nyawa dalam pertempuran. Senjata2 yang digunakan oleh infantri jepang pada perang dunia 2 merupakan produksi dalam negeri, dan mulai diproduksi secara masal pada tahun 1920an sejalan dengan revolusi militer yang dilakukan oleh kekaisaran jepang saat itu. Berikut ini ane sajikan daftar lengkap senjata-senjata yang digunakan infantri jepang pada masa perang dunia 2, spesial untuk kaskuser semua

1.bayonet
Type 30 bayonet didesain sebagai attachment untuk senapan type 38 rifle dan arisaka type 99 rifle. diproduksi dari tahun 1897 sampai 1945. memiliki panjang mata pisau sepanjang 16 inch.

2.pistol
berkapasita type 26 merupakan pistol modern pertama yang di adopsi oleh tentara kekaisaran jepang. pertama kali diproduksi pada tahun 1893. memiliki silindes 6 peluru. dengan teknologi pada masa itu yang terbatas, menyebabkan pistol ini masih memiliki akurasi yang sangat rendah

Nambu adalah pistol semi otomatis pertama jepang yang mulai digunakan sejak 1906. ukuran kaliber 8mm dan daya jangkau efektif sejauh 20 meter. memiliki box magazine berisi 8 peluru. ukuran kalibernya yang kecil (8 mm) menyebabkan pistol ini lemah dan tidak sebanding dengan pistol tentara barat yang memiliki kaliber lebih besar. Namun demikian pistol ini cukup akurat. 

type 94 adalah pistol semi otomatis yang ringan dengan berat hanya 1 pound, 11 ounce. Pistol ini mulai diproduksi tahun 1934 untuk memperkuat militer jepang pada saat memasuki masa perang dunia 2. Dengan kaliber 8x22 mm pistol ini ringan dan mudah di gunakan, memiliki firing power serta akurasi yang cukup baik. memiliki detachable box magazines berkapasitas 6 peluru.
 3.Rifles / Carbine


arisaka type 99 ini cukup populer selama masa perang dunia 2, dan digunakan secara luas oleh tentara jepang sebagai senapan standar. Dengan body yang terbuat dari kayu, beratnya sekitar 3,7 kg. meiliki kaliber 7,7mm, akurasi nya cukup baik. sebagai atachmment, dilengkapkan bayonet type 30 sepanjang 16 inch membuat senjata ini sangat mematikan bila dugunakan untuk menusuk lawan.
type 97 adalah bolt actions sniper rifle yang dilengkapi 2.5 power telescopic sight. Mulai diproduksi tahun 1937. ketika ditembakan, kaliber 6.5x50mm nya hanya menghasilkan sedikit kilatan dan asap, alhasil sangat menyulitkan musuh untuk mendekteksi keberadaan sniper, menjadikan type 97 senapan sniper yang mematikan

 4. Submachine guns & light machine guns


Jepang terlambat mengimplementasikan sub machine guns terhadap angkatan bersenjatanya. sebelumnya jepang menggunakan SIG Bergman 1920 buatan Switzerland untuk pasukan marinir nya dalam invasi ke china. Type 100 adalah sub machine guns pertama buatan jepang yang baru diproduksi tahun 1942, menjelang berakhirnya perang dunia. senjata ini mampu menembakan 800 peluru per menit dengan velocity 335 meter per detik 


type 96 light machine gun merupakan penyempurnaan dari pendahulunya, yaitu type 11 light machine gun. Sama seperti pendahulunya, senjata yang mulai diproduksi tahun 1936 ini masih menggunakan teknologi air-cooled dan gas operated, juga kaliber yang sama, yaitu 6.5x50mm. Perbedaanya ada pada teknologi input peluru, yang telah menggunakan detachable box magazine, sehingga maningkatkan reliability dan akurasi. senjata ini menembakan 550 peluru per menit dengan velocity 735 meter per detik 

5. Heavy Machine gun

Type 92 adalah heavy machine gun yang dipakai secara luas oleh tentara jepang sejak tahun 1932. senjata ini diletakan diatas sebuah tripod, dan dioperasikan oleh 3 orang kru. Kaliber 7.7mm nya mampu memuntahkan 450 peluru dalam satu menit dengan velocity 732 meter per detik. Jarak jangkau maksimum 2.5 km. jarak jangkau efektif 800 m.
 

Jumat, 27 Agustus 2010

Pertempuran udara di Lanud Henderson dan Pertempuran Punggung Bukit Edson


Pertempuran udara di Lanud Henderson

Pesawat tempur Marinir Amerika Serikat F4F Wildcat diberangkatkan dari Lapangan Udara Henderson untuk menyerang pesawat-pesawat Jepang yang mendekat pada akhir Agustus atau awal September 1942.
Sepanjang Agustus 1942, pesawat Amerika dalam jumlah kecil beserta awaknya terus berdatangan di Guadalkanal. Pada akhir Agustus, Lapangan Udara Henderson sudah dijadikan pangkalan untuk 64 pesawat dari berbagai tipe. Pada 3 September, Komandan Wing Udara Marinir 1 Brigadir Jenderal Marinir Amerika Serikat Roy S. Geiger


Wing Udara Marinir 1 Brigadir Jenderal Marinir Amerika Serikat Roy S. Geiger
tiba beserta staf untuk mengambil komando semua operasi udara dari Henderson Field. Pertempuran udara pesawat Sekutu dari Henderson melawan pesawat tempur dan pengebom Jepang dari Rabaul berlangsung hampir setiap hari. Antara 26 Agustus dan 5 September, Amerika Serikat kehilangan sekitar 15 pesawat, sementara Jepang kehilangan sekitar 19 pesawat. Lebih dari setengah awak pesawat Amerika Serikat yang ditembak jatuh berhasil diselamatkan, sementara sebagian besar awak pesawat Jepang tidak pernah ditemukan. Penerbangan sejauh 1.800 km (1.120 mil) yang ditempuh selama 8 jam bolak-balik antara Rabaul dan Guadalkanal secara serius menghambat usaha Jepang memenangi supremasi udara di atas Lapangan Udara Henderson. Intelijen penjaga pantai di Pulau Bougainville dan Kepulauan Georgia sering dapat memberikan peringatan dini kepada tentara Sekutu di Guadalkanal tentang datangnya serangan udara Jepang. Peringatan tersebut juga memberi kesempatan bagai pesawat-pesawat tempur Amerika untuk lepas landas dan sudah berada dalam posisi menyerang ketika pesawat tempur dan pengebom Jepang mendekat ke Guadalkanal. Sebagai akibatnya, kekuatan udara Jepang kalah secara perlahan-lahan dalam pertempuran di atas Guadalkanal.
Pada waktu itu, Vandegrift terus mengarahkan usaha-usaha memperkuat dan meningkatkan pertahanan perimeter Lunga. Antara 21 Agustus dan September 3, tiga batalion Marinir, termasuk Batalion Raider 1, di bawah Merritt A. Edson (Raider Edson)

Merritt A. Edson    



Batalion Parasut 1 dari Tulagi dan Gavutu

dan Batalion Parasut 1 dari Tulagi dan Gavutu dipindahkan ke Guadalkanal. Sekitar 1.500 prajurit dari unit-unit tersebut merupakan tambahan bagi 11.000 pasukan inti Vandegrift 11.000 yang mempertahankan Lapangan Udara Henderson.[53] Batalion Parasut 1 yang telah menderita banyak korban jiwa dalam Pertempuran Tulagi dan Gavutu-Tanambogo Agustus 1942, ditempatkan di bawah komando Edson.Batalion hasil relokasi yang lain, Batalion 1 Resimen Marinir V (1/5) didaratkan dengan memakai perahu di sebelah barat Matanikau dekat desa Kokumbuna pada 27 Agustus. Misi mereka menyerang unit-unit Jepang di daerah tersebut, seperti halnya aksi Matanikau pertama 19 Agustus. Dalam hal ini, Marinir terhambat oleh medan yang sulit, matahari panas, dan posisi-posisi pertahanan Jepang yang diatur dengan baik. Keesokan paginya, Marinir mengetahui bahwa tentara Jepang yang bertahan sudah pergi pada malam sebelumnya, sehingga Marinir dapat kembali ke perimeter Lunga dengan naik perahu.] Aksi ini mengakibatkan kerugian 20 tentara Jepang dan 3 Marinir tewas
Konvoi kecil kapal Sekutu tiba di Guadalkanal pada 23 Agustus, 29 Agustus, 1 September, dan 8 September dengan membawa lebih banyak makanan, amunisi, bahan bakar pesawat, dan teknisi pesawat untuk Marinir di Lunga. Konvoi 1 September juga mengantarkan 392 insinyur konstruksi yang ditugaskan mempertahankan dan memperbaiki Lapangan Udara Henderson



Pertempuran Punggung Bukit Edson

Pada 7 September, Mayor Jenderal Kawaguchi mengumumkan rencana serangan untuk "mengusir dan memusnahkan musuh di sekitar lapangan terbang Pulau Guadalcanal." Dalam rencana serangan yang disusunnya, pasukan Kawaguchi dibagi menjadi tiga divisi yang bergerak mengurung perimeter Lunga dari arah pedalaman, dan berpuncak dengan serangan malam secara mendadak. Pasukan Oka menyerang perimeter dari arah barat, sementara pasukan kedua Ichiki yang diganti namanya sebagai Batalion Kuma menyerang dari arah timur. Serangan utama datang dari "pasukan inti" 3.000 pasukan Kawaguchi yang dibagi menjadi 3 batalion menyerang dari hutan di selatan perimeter Lunga. Pada 7 September, sebagian besar pasukan Kawaguchi telah berangkat dari Taivu menyusuri garis pantai menuju Tanjung Lunga. Sekitar 250 tentara Jepang tetap berada di belakang untuk menjaga pangkalan perbekalan brigade di Taivu.
Sementara itu, pandu setempat di bawah pengarahan penjaga pantai Martin Clemens

Martin Clemens bersama pasukan lokal

 sebagian Pasukan Pertahanan Protektorat Kepulauan Solomon


yang juga perwira di Pasukan Pertahanan Protektorat Kepulauan Solomon, dan perwira distrik asal Britania yang ditempatkan di Guadalkanal, memberitakan kepada Marinir Amerika Serikat tentang kehadiran tentara Jepang di Taivu, dekat desa Tasimboko. Edson lalu merencanakan sergapan ke konsentrasi tentara Jepang di Taivu. Pada 8 September, setelah diturunkan dari perahu di dekat Taivu, anak buah Edson merebut Tasimboko sementara tentara Jepang yang bertahan, mundur ke hutan. Di Tasimboko, pasukan Edson menemukan depot perbekalan utama Kawaguchi. Di dalamnya terdapat timbunan makanan dalam jumlah besar, amunisi, pasokan medis, dan sebuah radio gelombang pendek yang berkemampuan tinggi. Setelah semua yang terlihat dihancurkan, kecuali beberapa dokumen dan perlengkapan yang dapat dibawa pulang, para Marinir kembali ke perimeter Lunga. Tumpukan perbekalan serta data dari dokumen yang berhasil disita menunjukkan paling sedikit ada 3.000 tentara Jepang di Pulau Guadalkanal, dan mereka sedang merencanakan sebuah serangan.[
Edson bersama dengan Kolonel Gerald C. Thomas (perwira operasi Vandegrift)

Gerald C. Thomas


dengan tepat menebak serangan Jepang akan datang dari punggung bukit karang yang sempit dan berumput. Punggung bukit karang ini disebut Punggung Bukit Lunga panjangnya 910 m, sejajar dengan Sungai Lunga, dan terletak persis di sebelah selatan Lapangan Udara Henderson. Punggung Bukit Lunga menyediakan jalur pendekatan alami ke lapangan udara, dengan pemandangan bebas ke daerah sekeliling yang waktu itu hampir-hampir tidak dijaga Sekutu. Pada 11 September, 840 prajurit dari batalion Edson dikerahkan ke punggung bukit dan daerah sekelilingnya.
Peta perimeter Lunga di Guadalkanal yang menunjukkan rute serbuan pasukan Jepang dan arah datangnya serbuan. Serangan Oka datang dari arah barat (kiri dalam peta), Batalion Kuma menyerang dari timur (kanan), dan pasukan utama menyerang dari Punggung Bukit Lunga atau disebut "Punggung Bukit Edson" (bagian tengah bawah peta).
Batalion 1 Kawaguchi

Pada malam hari 12 September, Batalion 1 Kawaguchi menyerang pasukan raider Marinir antara Sungai Lunga dan punggung bukit Lunga, memaksa satu kompi Marinir untuk mundur ke punggung bukit sebelum tentara Jepang menghentikan serangannya malam itu. Malam berikutnya, 3.000 prajurit dari batalion Kawaguchi berhadapan dengan 830 pasukan raider Edson, ditambah berbagai jenis artileri ringan. Serangan Jepang dimulai setelah malam tiba. Batalion 1 Kawaguchi menyerang sayap kanan Edson, tepat di sebelah barat punggung bukit. Setelah menembus garis depan Marinir, serangan batalion Kawaguchi akhirnya dihentikan unit Marinir yang mempertahankan bagian utara punggung bukit
Dua kompi dari Batalion 2 Kawaguchi bergerak maju ke tepi selatan punggung bukit dan mendesak pasukan Edson kembali ke Bukit 123 di bagian tengah punggung bukit. Sepanjang malam, Marinir di Bukit 123, didukung oleh artileri, mengalahkan gelombang demi gelombang serangan frontal Jepang. Beberapa di antaranya berakhir dengan pertarungan satu lawan satu. Unit tentara Jepang yang menyusup melewati punggung bukit hingga ke tepi lapangan udara juga berhasil dipukul mundur. Serangan oleh Batalion Kuma dan unit Oka



Serangan oleh Batalion Kuma dan unit Oka

Serangan oleh Batalion Kuma dan unit Oka

di tempat-tempat lainnya di perimeter Lunga juga dapat dikalahkan. Pada 14 September, Kawaguchi memimpin anak buahnya yang selamat untuk melakukan long mars selama lima hari ke Lembah Matanikau untuk bergabung dengan unit Oka. Secara keseluruhan, brigade Kawaguchi hancur dan 850 prajurit tewas, sementara pihak Amerika hanya mengalami kerugian 104 marinir tewas.
Pada 15 September, Letnan Jenderal Hyakutake di Rabaul mendapat berita kekalahan brigade Kawaguchi, dan meneruskannya ke Markas Besar Kekaisaran di Jepang. Dalam rapat daruratnya, staf komando Angkatan Darat dan Angkatan Laut Jepang menyimpulkan bahwa "Guadalkanal mungkin berkembang menjadi pertempuran menentukan dalam perang ini." Hasil-hasil pertempuran di Guadalkanal mulai terlihat memiliki dampak strategis bagi operasi militer Jepang di tempat-tempat lain di Pasifik. Hyakutake menyadari bahwa usaha pengiriman cukup pasukan dan materiil untuk mengalahkan Sekutu di Guadalkanal tidak dapat dilakukan bersamaan dengan usahanya mendukung ofensif Jepang yang sedang dilancarkan melalui Jalur Kokoda di Guinea Baru

Jalur Kokoda
Setelah mendapat persetujuan Markas Umum, Hyakutake memerintahkan pasukannya di Guinea Baru yang sudah berada 30 mil (48 km) dari sasaran mereka di Port Moresby untuk mundur hingga "masalah Guadalkanal" terselesaikan. Hyakutake sedang bersiap untuk mengirim pasukan tambahan ke Guadalkanal dalam upaya lainnya untuk merebut kembali Lapangan Udara Henderson.

Pertempuran Tenaru dan Pertempuran Kepulauan Solomon Timur

Pertempuran Tenaru

Serdadu Jepang yang tewas di mulut Sungai Alligator, Guadalkanal setelah Pertempuran Tenaru.
Sebagai tindakan balasan pendaratan Sekutu di Guadalkanal, Japanese Markas Umum Kekaisaran Jepang mengerahkan korps infanteri Angkatan Darat 17 Kekaisaran Jepang
Angkatan Darat 17 Kekaisaran Jepang

untuk merebut kembali Guadalkanal dari Sekutu. Angkatan Darat 17 berkedudukan di Rabaul di bawah komando Letnan Jenderal Harukichi Hyakutake

Letnan Jenderal Harukichi Hyakutake

, dan didukung oleh Armada Gabungan di bawah komando Isoroku Yamamoto
Isoroku Yamamoto

Kolonel Kiyonao Ichiki
  yang bermarkas di Truk. Pada waktu itu Angkatan Darat 17 sedang diterjunkan dalam besar dalam kampanye di New Guinea, dan hanya memiliki beberapa unit yang tersisa. Di antaranya, Brigade Infanteri 35 di bawah komando Mayor Jenderal Kiyotake Kawaguchi sedang berada di Palau. Resimen Infanteri 4 (Detasemen Aoba) sedang berada di Filipina, sementara Resimen Infanteri 28 di bawah komando Kolonel Kiyonao Ichiki

sedang berada di kapal-kapal transpor yang membawa mereka di dekat Guam. Unit-unit Angkatan Darat 17 tersebut segera digerakkan menuju Guadalkanal via Truk dan Rabaul. Namun resimen infanteri Ichiki yang berada paling dekat dengan Guadalkanal, tiba paling nomor satu. "Bagian pertama" dari unit Ichiki sejumlah 917 prajurit didaratkan dari kapal-kapal perusak di Tanjung Taivu, sebelah timur perimeter Lunga, lepas tengah malam 19 Agustus, dan melakukan mars sepanjang malam hari ke arah barat menuju ke perimeter Marinir.
Unit resimen Ichiki meremehkan kekuatan pasukan Sekutu di Guadalkanal, dan melakukan serangan frontal malam hari ke posisi-posisi Marinir di Sungai Alligator (sering pula disebut "Sungai Ilu" pada peta Marinir AS) di sisi timur perimeter Lunga pada dini hari Agustus 21. Serangan Ichiki mengakibatkan kerugian besar bagi Jepang dalam peristiwa yang kemudian dikenal sebagai Pertempuran Tenaru. Setelah fajar, unit-unit Marinir melakukan serangan balasan terhadap pasukan Ichiki yang masih tersisa hingga jatuh korban tewas lebih banyak lagi, termasuk Kolonel Ichiki. Secara total, hanya 128 dari 917 anggota asli Resimen Ichiki yang selamat dari pertempuran. Tentara Jepang yang selamat kembali ke Tanjung Taivu, dan memberi tahu markas besar Angkatan Darat 17 tentang kekalahan mereka, sambil menunggu pasukan bantuan dan instruksi lebih lanjut dari Rabaul.

Pertempuran Kepulauan Solomon Timur

Kapal induk USS Enterprise sedang mendapat serangan udara dari Jepang dalam Pertempuran Kepulauan Solomon Timur.

 

Ketika pertempuran di Tenaru hampir berakhir, bala bantuan Jepang sudah dalam perjalanan. Tiga kapal angkut berkecepatan rendah diberangkatkan dari Truk pada 16 Agustus membawa 1.400 sisa prajurit dari Resimen Infanteri Ichiki, ditambah 500 Marinir Jepang dari Korps Khusus Pendarat Angkatan Laut Yokosuka.Kapal-kapal angkut Jepang dijaga oleh 13 kapal perang di bawah komando Laksamana Muda Raizo Tanaka yang merencanakan untuk mendaratkan pasukan di Guadalkanal pada 24 AgustusUntuk menutupi pendaratan pasukan dan menyediakan dukungan untuk perebutan kembali Lapangan Udara Henderson dari Sekutu, Yamamoto memerintahkan Chuichi Nagumo 
Chuichi Nagumo
 untuk melakukan serangan dengan kapal induk yang diberangkatkan dari Truk pada 21 Agustus, dan berlayar ke selatan Kepulauan Solomon. Armada Nagumo terdiri dari tiga kapal induk dan 30 kapal perang
Pertempuran Kepulauan Solomon Timur
Secara bersamaan, tiga gugus tugas kapal induk di bawah komando Fletcher mendekati Guadalkanal untuk melawan upaya ofensif Jepang. Pada 24 Agustus dan 25 Agustus, armada kapal induk Sekutu berhadapan dengan armada kapal induk Jepang dalam Pertempuran Kepulauan Solomon Timur 
Pertempuran Kepulauan Solomon Timur
 Kedua belah pihak mundur dari pertempuran setelah menderita kerusakan. Kerugian besar diderita pihak Jepang yang kehilangan satu kapal induk ringan. Setelah menderita kerusakan berat termasuk tenggelamnya satu kapal angkut akibat serangan udara dari Angkatan Udara Kaktus yang berpangkalan di Lapangan Udara Henderson, konvoi kapal-kapal pimpinan Tanaka berbelok arah ke Kepulauan Shortland 
Kepulauan Shortland
di Solomon utara untuk memindahkan prajurit yang masih hidup ke kapal-kapal perusak yang akan mengantarkan mereka ke Guadalkanal

 



Kampanye Guadalcanal 1942–1943

Kampanye Guadalcanal 1942–1943 
kampanye Guadalkanal atau dikenal sebagai Pertempuran Guadalkanal (sandi Sekutu: Operasi Watchtower) adalah kampanye militer yang berlangsung dari 7 Agustus 1942 hingga 9 Februari 1943 di Pulau Guadalkanal dan sekitarnya, dan merupakan bagian dari medan Perang Pasifik Perang Dunia II. Pertempuran berlangsung sengit di darat, laut, dan udara, serta merupakan ofensif besar pertama yang dilancarkan Sekutu terhadap Kekaisaran Jepang.[8]
Pada tanggal 7 Agustus 1942, pasukan Sekutu yang didominasi oleh Amerika Serikat mendarat di Pulau Guadalkanal, Pulau Tulagi, dan Pulau Florida yang berada di selatan Kepulauan Solomon. Pendaratan ini bertujuan merebut pulau-pulau tersebut yang akan digunakan Jepang sebagai pangkalan untuk mengancam rute logistik antara Amerika Serikat, Australia, dan Selandia Baru. Sekutu juga bermaksud menggunakan Guadalkanal dan Tulagi sebagai pangkalan Sekutu untuk mendukung kampanye militer yang bertujuan akhir merebut atau menetralisir pangkalan militer utama Jepang di Rabaul, Britania Baru. Kekuatan tentara Sekutu berada jauh di atas kekuatan Jepang yang menduduki Guadalkanal, Tulagi, dan Florida sejak Mei 1942. Sekutu berhasil merebut Tulagi dan Florida, serta sebuah lapangan terbang yang sedang dibangun Jepang di Guadalkanal (kemudian diberi nama Lapangan Udara Henderson)
Lapangan Udara Henderson

Jepang yang terkejut oleh serangan Sekutu, berulang kali berusaha merebut kembali Lapangan Udara Henderson dari tangan Marinir Amerika Serikat antara bulan Agustus dan November 1942. Pasukan Angkatan Darat Amerika Serikat dikerahkan untuk ikut mempertahankan Lapangan Udara Henderson pada bulan Oktober. Tiga pertempuran darat, lima pertempuran laut, semuanya dalam skala besar, dan pertempuran udara yang berlangsung terus menerus dan terjadi hampir setiap hari, akhirnya berpuncak pada Pertempuran Laut Guadalkanal
Pertempuran Laut Guadalkanal
 yang menentukan pada awal November 1942. Jepang berhasil dikalahkan dalam usaha terakhirnya mendaratkan cukup tentara untuk merebut kembali Lapangan Udara Henderson. Pada Desember 1942, Jepang membatalkan semua usahanya untuk mengambil alih Guadalkanal. Pulau Guadalkanal akhirnya diserahkan kepada Sekutu. Pasukan Jepang yang tersisa selesai dievakuasi pada 7 Februari 1943 di tengah serangan Korps XIV Angkatan Darat Amerika Serikat.

Korps XIV

Kampanye Guadalkanal merupakan kemenangan persenjataan gabungan atas Jepang yang penting secara strategis di mandala Perang Pasifik. Jepang telah mencapai titik balik dalam ekspansi wilayah di Pasifik, dan Guadalkanal menandai transisi strategi Sekutu dalam Perang Pasifik, dari operasi-operasi defensif menjadi ofensif strategis, serta dimulainya operasi-operasi ofensif terhadap Jepang yang berakhir dengan kapitulasi Jepang dan berakhirnya Perang Dunia II.


Kampanye Guadalkanal
Bagian dari Perang Pasifik Perang Dunia II
Marines rest in the field on Guadalcanal.jpg
Foto Marinir Amerika Serikat sedang beristirahat selama Pertempuran Guadalkanal, November 1942, kemungkinan mereka berasal dari Korps XIV
Tanggal 7 Agustus 1942–9 Februari 1943
Lokasi Guadalkanal di Kepulauan Solomon
Hasil Kemenangan strategis Sekutu
Pihak yang terlibat
Pihak Sekutu yang terdiri dari:
US flag 48 stars.svg Amerika Serikat
Flag of Australia.svg Australia
Flag of New Zealand.svg Selandia Baru
Bendera Britania Raya Kepulauan Solomon Britania[1]
Flag of Tonga.svg Tonga[2]
Bendera Fiji Fiji[3]
Bendera Jepang Kekaisaran Jepang
Komandan
Bendera Amerika Serikat Robert Ghormley
Bendera Amerika Serikat William Halsey, Jr.
Bendera Amerika Serikat Richmond K. Turner
Bendera Amerika Serikat Alexander Vandegrift
Bendera Amerika Serikat Alexander Patch
Bendera Jepang Isoroku Yamamoto
Bendera Jepang Nishizo Tsukahara
Bendera Jepang Jinichi Kusaka
Bendera Jepang Hitoshi Imamura
Bendera Jepang Harukichi Hyakutake
Kekuatan
60.000 prajurit (pasukan darat) 36.200 prajurit (pasukan darat)
Jumlah korban
7.100 tewas
4 ditawan
29 kapal hancur
615 pesawat hancur
31.000 tewas
1.000 ditawan
38 kapal hancur
683–880 pesawat hancur[